PENGARUH MASALAH LINGKUNGAN GLOBAL
TERHADAP MANUSIA
(MASALAH LINGKUNGAN AIR)
RINGKASAN
Kebanyakan masalah lingkungan sekarang ini disebabkan oleh kegiatan sosial ekonomi manusia dan memburuknya lingkungan akibat kegiatan itu berpengaruh terhadap bumi secara keseluruhan baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang. Peningkatan emisi CO2 yang menyertai konsumsi bahan bakar fosil dan pemanasan global berakibat pada memburuknya kualitas air, meningkatnya limbah akibat perubahan gaya hidup, dan lain-lain.Hal itu merupakan contoh permasalahan lingkungan pada saat ini.
Sekarang ini, pemanasan global adalah masalah yang paling berat di antara masalah lingkungan yang menyebabkan peningkatan suhu, perubahan iklim, meningkatnya permukaan air laut, perubahan ekologi yang memberikan pengaruh besar kepada dasar eksistensi manusia. Selain itu, masalah kerusakan lapisan ozon, hujan asam, oksidan fotokimia, dan lain-lain memberikan pengaruh kepada kesehatan dan lingkungan, bukan hanya masalah lingkungan udara, tetapi juga masalah lingkungan air dan tanah yang berada dalam kondisi yang tidak dapat diabaikan.
Salah satu masalah lingkungan adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan sosial ekonomi saat ini, berupa produksi skala besar, konsumsi skala besar, limbah skala besar. Dari limbah kemudian timbul masalah pada bumi berupa perpindahan limbah beracun dari negara maju ke negara berkembang.
Masalah lingkungan dapat berakibat pada rusaknya lingkungan alam yang berharga seperti hutan, sungai, pantai dan lain-lain, selain dapat merusak keragaman hayati yang sangat penting untuk manusia. Karena itu perlu upaya secara internasional untuk menghadapi masalah ini.
URAIAN
1. Masalah lingkungan air
Air memberikan berbagai manfaat kepada manusia baik untuk minum, kehidupan sehari-hari, industri dan lain-lain. Dalam proses siklus alami air menguap menjadi hujan lalu turun ke bumi, tersimpan di hutan, dalam tanah, turun ke sungai dan terus mengalir ke laut, mengalami penguapan lalu menjadi hujan lagi. Dalam proses tersebut materi polutan dibersihkan. Selain itu, air di antara waktu dari udara ke sungai lalu ke laut berkali-kali dimanfaatkan dalam berbagai bentuk sebagai sumberdaya air, setelah itu dikembalikan lagi kepada siklus air. Proses ini memberikan pengaruh yang besar kepada air, dan karenanya memberikan pengaruh kepada tanah dan makhluk hidup.
Apabila siklus yang sempurna tidak bisa terjadi, maka akan muncul berbagai kerusakan seperti ketidakstabilan debit air sungai (munculnya kerusakan kota akibat air, berkurangnya debit air dari biasanya, dan lain-lain), berhentinya sumber air, memburuknya kualitas air, dan lain-lain.
Polusi air akan memberikan pengaruh yang luas pada aliran sungai dan laut, ada juga yang terdeposit di dasar air dalam bentuk materi berbahaya dan memiliki pengaruh jangka panjang karena setelah beberapa tahun materi ini dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan manusia.
Melalui lautan polusi bisa menyebar ke seluruh dunia dan memiliki kemungkinan pengaruh kepada ekologi khususnya binatang air.
2. Masalah tanah
Tanah merupakan faktor pembentuk lingkungan yang penting, menjadi dasar keberadaan makhluk hidup termasuk manusia, memiliki peran yang penting untuk siklus materi ataupun ekologi. Tanah memiliki fungsi untuk menghasilkan bahan makanan, kayu, membersihkan air dan menampung air tanah, menopang ekologi, dan lain-lain. Kerusakan tanah akan memberikan pengaruh kepada eksistensi manusia dan makhluk hidup lain dan juga ekologi. Dibandingkan dengan air atau udara, penyusun tanah sangat beragam dan respon terhadap materi berbahaya juga beragam. Pengaruh yang diberikan kepada manusia biasanya secara tidak langsung yaitu sebagai medium biologi atau melalui bahan pangan. Pengaruhnya biasanya bersifat lokal dan berbeda dari satu tempat ke tempat lain.
Terdapat juga masalah berubahnya tanah/wilayah kering menjadi padang pasir. Menurut laporan UNEP tahun 1991 di dunia terdapat lebih dari 6,1 milyar hektar tanah kering, di antaranya 900 juta hektar merupakan wilayah yang sangat kering yaitu gurun pasir. Hal ini akan menjadi masalah yang besar karena sekitar 70% dari keseluruhan wilayah kering (3,6 milyar ha) atau sekitar ¼ luas permukaan bumi akan berubah menjadi gurun pasir. (Gambar 1, Gambar 2)
3. Masalah limbah
Aktivitas sosial ekonomi saat ini menjadi produksi skala besar, konsumsi skala besar dan produksi limbah skala besar. Bersamaan dengan meningkatnya taraf hidup terjadi peningkatan volume limbah, beragamnya jenis sampah, dan berkurangnya kapasitas tempat pembuangan sampah. Hal ini meningkatkan beban lingkungan pada tiap tahap dari sumber sampai menjadi limbah.
Dalam hal limbah berbahaya, banyak terlihat peningkatan kasus berupa berpindahnya lokasi pengolahan limbah. Karena beragamnya kualitas limbah dan meningkatnya volume limbah, tempat pengolahan limbah berpindah dari negara dengan biaya pengolahan tinggi ke negara dengan biaya pengolahan rendah, atau berpindah dari negara yang memiliki peraturan pengolahan limbah yang ketat ke negara yang peraturannya longgar. Ada kekhawatiran apabila negara penerima limbah tidak melakukan pengolahan dengan baik, maka negara tersebut akan menerima pengaruh pada lingkungan hidup atau ekologinya. Perpindahan limbah berbahaya ini menjadi masalah juga. Karena mulai terlihat adanya rencana untuk memindahkan limbah dari negara maju ke negara berkembang, maka dilakukan suatu diskusi secara internasional yang berpusat di UNEP, dan pada tahun 1989 di Basel, Swiss dibuatlah suatu konvensi yaitu Basel Convention on Control of Transboundary Movements of Hazardous Wastes and Their Disposal.
4. Masalah lingkungan alam
Luas hutan di bumi adalah sekitar ¼ luas daratan bumi, pada tahun 1995 luasnya sekitar 3,454 milyar ha. Menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), hutan di bumi khususnya hutan tropis, di seluruh dunia berkurang sebesar 56,3 juta ha dari tahun 1990 hingga 1995. Rata-rata setiap tahun sekitar 11,3 juta ha hutan musnah, dan ini sekitar 30% dari luas wilayah Jepang. Luas hutan, sejak tahun 1990 hingga 1995 di negara maju (kecuali Rusia) bertambah 8,78 juta ha, tetapi di negara berkembang berkurang lebih dari 7 kali dari angka pertambahan hutan di negara maju atau sebesar 65,15 juta ha (rata-rata per tahun 11,03 juta ha), dan kecepatan musnahnya hutan semakin tinggi (Gambar 3, Gambar 4). Di antara negara berkembang, berkurangnya hutan tropis adalah yang paling cepat. Untuk wilayah hutan non tropis di negara berkembang, dari tahun 1990 hingga 1995 rata-rata setiap tahun luas hutan berkurang 430 ribu ha, sedangkan hutan tropis berkurang 12,59 juta ha. Penyebab berkurangnya hutan tropis di negara berkembang adalah masalah sosial ekonomi seperti kemiskinan, pertambahan penduduk, peraturan pertanahan, dan lain-lain. Karena tanaman mengubah CO2 di udara menjadi materi organik melalui fotomorfosis, hutan tropis memainkan peranan sebagai sumber penyerapan CO2. Berkurangnya hutan akan mempercepat laju pemanasan global. Selain itu disebutkan bahwa 50 – 80% dari makhluk hidup yang ada di bumi tinggal di hutan tropis, hutan tropis juga memiliki peran penting dalam mempertahankan keragaman hayati. Berkurangnya hutan tropis akan membuat punahnya binatang dan tumbuhan, serta mengakibatkan berkurangnya tempat penyemaian bibit.
5. Masalah keragaman tanaman dan satwa lain
Menurut UNEP diperkirakan ada 3 – 11,1 juta jenis tanaman di bumi termasuk jenis yang belum dikenal. Saat ini yang sudah dikonfirmasi ada sekitar 1,75 juta jenis. Keragaman jenis seperti ini beserta keragaman pada level gen, keragaman ekologi, semuanya disebut sebagai keragaman hayati. Tetapi keragaman hayati ini musnah dengan cepat apabila kerusakan hutan terus berlanjut, diperkirakan sekitar 4 –8% jenis flora yang hidup di hutan tropis akan punah.
Saat ini laju musnahnya flora dan fauna sudah mulai melambat. Musnahnya jenis flora itu bukan karena proses alam, tetapi terutama karena aktivitas sosial ekonomi manusia. Untuk menjaga kelestarian tanaman dan satwa liar dibuatlah suatu konvensi yaitu Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora.
GAMBAR:
No comments:
Post a Comment